ABSTRAK
BAHMID, 2011
“Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pokok Bahasan Penyesuaian Makhluk Hidup
Terhadap Lingkungannya Melalui Pendekatan Eksploratory
Discovery Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kukusan Tahun Pelajaran 2010 / 2011”,
Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Kata Kunci :
Motivasi Belajar, Pendekatan Eksploratory
Discovery.
Permasalahan
yang diajukan adalah bagaimanakah pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA
pokok bahasan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya pada siswa
kelas V pada SDN 2 Kukusan tahun
pelajaran 2011 / 2012?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
apakah pendekatan Eksploratory Discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada
siswa kelas V SDN 2 Kukusan tahun
pelajaran 2011 / 2012. Manfaat secara teoritis yaitu dapat dijadikan bahan
perimbangan penyusunan dan pelaksanaan program dalam pembelajaran IPA di suatu
lembaga pendidikan. Manfaat secara praktis yaitu dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Penelitian
ini merupakan Penilitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model Spiral
atau siklus yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode Eksploratory Discovery yang dilakukan pada kelas V SDN 2 Kukusan
Tahun Pelajaran 2011 / 2012, dengan jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 11
orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Tehnik pengumpulan data pada penelitian
ini yaitu Observasi, angket dan Test. Data selanjutnya diolah berdasarkan
tehnik analisa data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
Dari
hasil penerapan metode Eksploratory
Discovery pada pokok bahasan penyesuaian diri makhluk hidup dengan
lingkungannya di kelas V SDN 2 Kukusan
Tahun Pelajaran 2011 / 2012, motivasi belajar siswa menjadi meningkat
dari motivasi belajar yang rendah dengan skor rata-rata 19,82 menjadi motivasi
belajar yang tinggi dengan skor rata-rata 34,34. Data hasil belajar pun menjadi meningkat dari nilai rata-rata siswa 57,60
menjadi 70,00.
Latar Belakang
Masalah
Sasaran utama pendidikan adalah meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan tercapai
apabila memiliki kemampuan yaitu pengetahuan yang luas, penguasaan ilmu yang
digeluti dan sikap mental yang profesional serta memiliki semangat / motivasi
untuk berprestasi.
Guru memegang peran penting dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang
saling terkait yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya .
Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika terjadi interaksi
antara guru dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Namun
dewasa ini interaksi inilah yang masih
kurang terjadi di dalam kelas, hal ini karena ada dua faktor yang
mempengaruhinya yaitu faktor internal berupa kesehatan fisik, inteligensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kesiapan dan kelelahan; sedangkan faktor
eksternal : lingkungan keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar
keluarga, latar belakang budaya yang ada, lingkungan sekolah; metode,
kurikulum, kedekatan guru dengan siswa, kedekatan siswa dengan siswa, sarana
dan prasarana serta kondisi lingkungan sekolah.
Satu cara yang bisa diambil guru adalah dengan
memperbaiki strategi dan metode pembelajaran. Jika dicermati fenomena
pembelajaran selama ini ada anggapan siswa bahwa pelajaran MIPA khususnya IPA adalah salah satu mata pelajaran paling sulit. Hal ini
dikarenakan pembelajaran yang kurang diminati sehingga menjadikan pelajaran tersebut
merupakan momok sebagian besar siswa.
Terbukti dengan data dari Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang
melaporkan bahwa rata-rata skor IPA siswa untuk tingkat dasar, Indonesia jauh
di bawah nilai rata-rata IPA siswa Internasional dan berada pada ranking 36
dari 48 negara (Harianto, 2009: 1).
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh
peneliti di SDN 2 Kukusan
Kecamatan Kendit Kabupaten situbondo diperoleh data
berupa nilai IPA siswa yang masih relatif rendah ( nilai rata-rata siswa
57,60), motivasi belajar siswa dengan kategori rendah (skor rata-rata siswa
19,82) dan persediaan media yang masih kurang serta penggunaan metode pembelajaran yang masih kurang tepat yakni
hanya menggunakan metode ceramah.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, guru
hendaknya dapat menciptakan suatu strategi pembelajaran yang mampu
menekankan keterampilan proses dalam upaya
peningkatan peran aktif siswa di kelas yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Untuk itulah peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Motivasi Belajar
IPA Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery Pada Kelas V SDN
2
KUKUSAN “
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang
menghambat proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya pada siswa kelas V SDN 2
Kukusan. Dari observasi pembelajaran IPA di kelas V SDN 5
Pringgabaya, peneliti menemukan beberapa masalah, yaitu:
1.
Nilai ulangan siswa
pada mata pelajaran IPA masih rendah.
2.
Siswa kurang
termotivasi dalam belajar IPA
3.
Guru belum optimal dalam mengunakan media pembelajaran, karena
ketersediaannya yang masih kurang.
4.
Alat peraga
IPA kurang tersedia
B. Batasan Masalah
Karena
banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi dan keterbatasan waktu dan biaya
dalam penelitian ini maka perlu dibatasi masalahnya, penelitian ini terbatas
pada Penggunaan metode pembelajaran eksploratory
discovery dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di SDN 2
Kukusan tahun pelajaran 2011/2012.
C. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatan motivasi belajar IPA siswa
kelas V SDN 2 Kukusan tahun pelajaran 2011/2012?
D. Tujuan Penelitian
Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatan motivasi belajar IPA siswa
kelas SDN 2 Kukusan tahun pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbagan penyusunan dan
pelaksanaan program dalam belajar mengajar IPA di suatu lembaga pendidikan sehingga
kesimpulan dari penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru atau calon guru
dalam mengembangkan desain pembelajaran.
2.
Manfaat praktis
a.
Memperkaya studi
tentang belajar mengajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa yang
tercermin melalui pencapaian hasil belajar.
b.
Penerapan strategi eksploratory
discovery dapat digunakan sebagai alternatif dalam merancang program
pengajaran.
c.
Dengan penerapan
strategi eksploratory discovery dapat
meningkatkan efektifitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa bisa
meningkat
d.
Penerapan strategi pembelajaran eksploratory discovery ini dapat memberi
pengalaman langsung kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
e.
Penelitian ini memberikan gambaran secara
langsung sebagai calon guru tentang prestasi belajar siswa bila diterapkan
strategi pembelajaran eksploratory discovery dalam
pembelajaran di kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a.
Pendekatan
Eksploratory Discovery
Penggabungandua pendekatan dalam pembelajaran
yakni discovery dan eksploratory melahirkan pendekatan eksploratory discovery
yang di Indonesia
dijalankan dengan sistem pembelajaran berbasis CTL (contextual teaching and learning) atau yang di sebut pembelajaran
kontekstual
Sebagai
bagian dari konsep pembelajaran kontekstual, pendekatan eksploratory menitikberatkan
pada konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang di ajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong sisiwa untuk menghubungkan
pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari hari di masyarakat
(Depdiknas ,2003:5).
b.
Keunggulan
Dan Kelemahan Metode Eksploratory
Discovery
1)
Keunggulan Mentode Eksploratory
Discovery
Keunggulan metode Eksploratory
discovery menurut Sudirman, (1989:168) adalah sebagai berikut:
a)
Strategi pengajaran menjadi berubah
dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima
informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran
yang menekankan kepada proses pengolahan informasi dimana siswa yang aktif
mencari dan mengolah sendiri informasi dengan kadar proses mental yang lebih
tinggi. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student
centered.
b)
Proses belajar meliputi semua aspek
yang menunjang siswa menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya (a fully
functioning person).
c)
Proses belajar melalui kegiatan eksploratory
discovery dapat membentuk dan mengembangkan self concept pada diri
siswa.
d)
Menambah tingkat penghargaan siswa.
e)
Penggunaan discovery memungkinkan
siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yabg tidak
hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
f)
Metode eksploratory discovery dapat
mengembangkan bakat/kecakapan individu
g)
Metode eksploratory discovery dapat
menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal) dan memberikan waktu yang
memadai bagi siswa untuk mengumpulkan dan mengelola informasi.
h)
Metode eksploratory discovery dapat
memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya (tahan
lama dalam ingatan) menjadi lebih baik.
2)
Kelemahan Metode ekploratory
Discovery
Kelemahan/kekurangan metode ekploratory
discovery menurut Sudirman, (1989:171) adalah
sebagai berikut:
a) Memerlukan perubahan kebiasaan cara
belajar siswa yang menerima informasi dari guru secara apa adanya.
b) Guru juga dituntut megubah kebiasaan
mengajarnya yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi sebagai fasilitator,
motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
c) Metode eksploratory discovery banyak
memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar, tetapi kebebasan itu tidak
menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan
tekun, penuh aktifitas, dan terarah.
d) Metode eksploratory discovery dalam
pelaksanaanya memerlukan penyediaan berbagai sumber belajar dan fasilitas yang
memadai yang tidak selalu mudah disediakan.
e) Cara belajar siswa dengan metode
eksploratory discovery menuntut
bimbingan guru yang lebih baik seperti pada siswa melakukan penyelidikan dan
sebagainya.
f) Pemecahan masalah mungkin saja dapat
bersifat mekanistis, formalitas, dan membosankan. Apabila hal ini terjadi, maka
pemecahan masalah seperti ini tidak menjamin penemuan yang signifikan dalam
pembelajaran siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
1.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SDN 2 Kukusan. Penelitian ini dilakukan pada semester
ganjil, yaitu pada bulan September-November 2010
2.
Subjek
Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Kukusan dengan jumlah siswa 23 orang terdiri dari 14
orang laki-laki dan 9 orang perempuan.
B.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan
kelas (PTK). Suatu penelitian
adalah sebuah proses. Oleh karena itu, mekanisme proses yang dilakukan harus sesuai
dengan tujuan dari penelitian itu. Penelitian ini dilakukan untuk
mendeskripsikan suatu metode pembelajaran, untuk itu diperlukan penelitian di
kelas. Jadi, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Arikunto
(1999:2-3,96) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian berupa
tindakan yang dilakukan oleh peneliti, yang secara khusus diamati
terus-menerus, dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan perubahan yang
dikontrol samapai upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang tepat. Jadi, penelitian
tindakan kelas mengacu pada penelitian tindakan yang dilakukan dalam bidang
pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di kelas.
C.
Desain
Penelitian
Rencana model
penelitian tindakan kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah mengacu pada
model spiral atau siklus menurut kammis dan taggart, (1990: 11). Tujuan
menggunakan model ini; apabial dalam awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya
kekurangan, maka perancanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat
dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Pada
setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencana, pelaksanaan
tindakan, observasi, refleksi.
Beberapa model
kemmis dan taggart tersebut, langkah-langkah penelitian dilaksanakan dalam
empat tahap yaitu :
1.
Rencana tindakan (planning)
2.
Pelaksanaan (action)
3.
Observasi (observation)
4.
Refleksi (reflektion)
Adapun
prosedur penelitrian ini adalah sebagai berikut:
1. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus
dilalui dengan rincian prosedur
sebagai berikut.
Siklus
I
a.
Perencanaan
b.
Pelaksanaan Tindakan
c.
Evaluasi
d.
Refleksi
Siklus II
Pada siklus II, dilalui tahap-tahap sebagai berikut.
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Observasi
d. Evaluasi.
e. Refleksi
D. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah segala sesuatu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian ini (Arikunto, 1999: 34). Di dalam
penelitian ini, data yang diperlukan untuk dianalisis adalah data kegiatan
siswa dan kegiatan guru serta data kemampuan siswa.
Adapun
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah:
a.
Observasi
Observasi adalah peninjauan secara cermat (Poerwadarminta, 1985
473). Djojosuroto dan Sumaryati (2000:
40) menuliskan bahwa terdapat dua jenis metode observasi, yakni metode
observasi partisipasi dan metode simulasi. Dalam melakukan observasi, peneliti
langsung dalam proses pembelajaran, sehingga termasuk ke dalam observasi partisifan.
b.
Angket atau Kuisioner
Angket adalah alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh
responden. Angket seperti halnya interview,
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi
tentang orang lain (Margono, 2004: 167-168). Dalam penelitian ini angket diajukan untuk mengetahui
tingkat motivasi belajar siswa.
c.
Tes
Metode tes adalah seperangkat alat untuk mengambil nilai dengan
memberangkat perangkat latihan-latihan soal (Margono, 2009: 20). Dalam penelitian ini dilakukan tes untuk
mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat atau pedoman yang diisi
oleh observator yang melakukan observasi (Arikunto, 1999: 58). Dalam penelitian
ini, lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan guru dan siswa dalam
pembelajaran.
2.
Angket atau Kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997: 128). Dalam
penelitian ini bentuk angket atau kuisioner yang dipakai adalah bentuk check list, rating-scale (skala bertingkat) untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar siswa.
3.
Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur suatu dalam suasana atau cara tertentu (Arikunto, 1999: 53). Dalam
penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa.
F.
Teknik Analisa Data
1.
Data Hasil Observasi
Data dari hasil observasi dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menganalisis data dan mendeskripsikan hasil observasi
terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan eksploratory
discovery dalam meningkatan motivasi belajar IPA.
b. Menganalisis
data dan mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam menerapkan Pendekatan eksploratory
discovery dalam meningkatan motivasi belajar siswa.
2.
Motivasi Belajar Siswa
Data tentang
motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery
dapat meningkatan motivasi dalam bentuk kuesioner dianalisis secara deskriftif
kualitatif dengan menggunakan skala 1-5, antara lain: 5 = sangat setuju, 4 = setuju
,3 = ragu-ragu, 2 = kurang setuju, 1 = tidak setuju.
Selanjutnya
kriteria motivasi belajar siswa ditentukan berdasarkan pedoman kriteria
penilaian pada Tabel 2.1 pedoman kriteria penilaian skala 1-5 motivasi belajar
siswa dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery dapat meningkatan
motivasi belajar dalam
pembelajaran IPA. Kriteria keberhasilan tindakan, apakah nila motivasi belajar siswa minimal
berkatagori cukup atau pada interval nilai 21 – 30.
Tabel 3.1
Kriteria
Penilaian Motivasi Belajar
No
|
Interval
|
Kategori
|
1
|
41 – 50
|
sangat tinggi
|
2
|
31 – 40
|
tinggi
|
3
|
21 – 30
|
cukup tinggi
|
4
|
11 – 20
|
rendah
|
5
|
1 – 10
|
sangat rendah
|
3.
Hasil Belajar
Setelah memperoleh data tes, maka data
tersebut dianalisis secara deskripsi kuantitatif dengan mencari ketuntasan
belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut:
a.
Ketuntasan Individu
Setiap siswa
dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai lebih
besar atau sama dengan 6,5 dipilih karena sesuai dengan ketuntasan belajar
siswa SDN
2 Kukusan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.
b.
Ketuntasan Klasikal
Dalam tes hasil
belajar dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis
ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal 85% dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai 65 ke atas dengan rumus ketuntasan belajar klasikal adalah:
x 100%
Keterangan:
KK : Ketuntasan klasikal
X
: Jumlah siswa yang memperoleh nilai > 6,5
Z
: Jumlah siswa
Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85% siswa memperoleh skor minimal 65 yang akan
dilihat pada hasil evaluasi tiap-tiap siklus.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Data Hasil
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri atas
2 kali pertemuan dimana tiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Subyek
penelitiannya adalah siswa kelas V SDN 2 Kukusan tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 23 orang.
Penenlitian ini dilakukan dengan menerapkan metode ekspository discovery pada
pembelajaran IPA pokok bahasan adaptasi makhluk hudup terhadap lingkungannya.
Pada penelitian ini, data tingkat motivasi siswa diperoleh dari hasil analisis
angket motivasi siswa yang dilaksanakan
tiap akhir siklus, selain tingkat motivasi siswa diukur juga tingkat prestasi
siswa yang diambil melalui evaluasi menggunakan tes yang diberikan kepada siswa
setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir. Sedangkan data selama proses belajar mengajar di kelas
diperoleh dari lembar observasi, yaitu lembar observasi untuk siswa dan guru.
Adapun hasil tiap siklus adalah sebagai beriku.
Sebelum
mengambil data pada tiap-tiap siklus dilakukan tes awal (Pre Test)untuk mengetahui kemampuan siswa sejauh mana materi
pembelajaran yang akan dipelajari. Hasil penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 18 Oktober s/d 27 Oktober 2010. Hasil penelitian untuk tiap siklus yang
telah diperoleh dan diuraikan sebagai berikut:
1.
Siklus I
Sebelum proses belajar dimulai pada siklus I, terlebih
dahulu dipersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP), lembar observasi , dan
evaluasi untuk mendukung kelancaran
proses pembelajaran.
a.
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I mulai pada hari Senin
tanggal 18 Oktober 2010, yang terdiri dari dua kali pertemuan untuk
pembelajaran dan satu kali untuk evaluasi. Pada tahap pelaksanaan ini terdiri
dari beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:
Pertemuan pertama
Kegiatan Awal
1. Guru
menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja siswa serta charta tentang penyesuaian diri pada hewan untuk memperoleh
makanan dan menyelamatkan diri dari musuhnya.
2. Guru
memberikan penjelasan tentang pokok materi pembelajaran (cara hewan mendapatkan
makanan dan melindungi diri dari musuhnya) dan hal-hal yang akan dilakukan oleh
siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Dengan
dibimbing guru, siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk mengetahui tempat
hewan hidup, cara mendapatkan makanan dan cara melindungi diri dari musuhnya
serta siswa menulis hasil pengamatannya di lembar kerja.
2. Dengan dipandu
guru, siswa mendiskusikan hasil pengamatannya tentang bentuk penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya.
3. Masing-masing
kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya
tentang penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya.
4. Melakukan
tanyajawab.
Kegiatan Akhir
Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan cara-cara
penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya, baik cara mendapatkan makanan
maupun cara menghindari diri dari musuhnya.
Pertemuan Kedua
Kegiatan
Awal
1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar
kerja siswa tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya
2. Guru
mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
3. Guru
memberikan penjelasan tentang pokok materi yaitu penyesuaian diri tumbuhan
dengan lingkungannya dan menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa
dalam proses pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Dengan
dibimbing guru, siswa melakukan
pengamatan untuk mengetahui penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
2. Siswa
mendiskusikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan
lingkungannya.
3. Masing-masing
kelompok secara bergantian melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya
tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya
4. Melakukan
tanya jawab
Kegiatan Akhir
Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan bentuk-bentuk
penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
b.
Tingkat Motivasi
Siswa
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa pada pokok bahasan adaptasi
makhluk hidup terhadap lingkungannya
maka dilakukan analisis untuk motivasi melalui angket (Check List) yang diberikan kepada
masing-masing siswa. Pada siklus I hasil analisis motivasi siswa di dapatkan
tingkat motivasi siswa cukup tinggi dengan rata-rata 30,39, dengan persentasi
tingkat motivasi siswa yang tinggi 65% dan yang cukup tinggi 35%.
c.
Tahap
Pengamatan/observasi
Pada
tahap obserrvasi peneliti berkerjasama dengan teman sejawat (observer) untuk
melakukan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola kelas dan
kemampuan kerja siswa. Pada siklus I observer mengamati kegiatan pembelajaran
sampai selesai. Pada pelaksanaan observasi ini yang diobervasi adalah kegiatan
mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Adapun hasil observasi siswa pada
siklus I adalah jumlah siswa dengan kategori cukup aktif sebanyak 12 orang dan
kategori aktif 11 orang dengan rata-rata aktifitas siswa sebesar 17,17 sehingga
pada siklus satu ini hasil observasi aktifitas siswa sudah cukup baik.
Sedangkan hasil observasi kegiatan guru didapatkan data dengan rata-rata 2,78
dengan skor 39 yang berdasarkan pedoman kriterian termasuk ke dalam kategori
tingkat aktifitas cukup itinggi.
d.
Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diperoleh data sebagai berikut :
1)
Antusias
siswa dalam pembelajaran masih kurang termotivasi
2)
Beberapa
siswa masih kurang bersemangat dalam belajar.
3)
Siswa belum termotivasi untuk bertanya kepada
guru tentang materi yang belum difahami dan belum bisa menanggapi pertanyaan atau jawaban guru.
4)
Guru masih kurang mampu menggondisikan kelas
sehingga masih ada siswa yang rebut saat berlangsungnya pembelajaran.
5)
Bahasa guru dalam menyampaikan pelajaran cukup
jelas dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar.
6)
Pada hasil evaluasi siklus I dari 30 siswa
diperoleh data sebagai berikut:
Sesuai
tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
maka dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap peningkatan motivasi
siswa melalui analisis angket (check list),
adapun hasil analisis angket didapatkan data motivasi siswa dengan rata-rata
39,5, yang termasuk dalam kategori motivasi cukup tinggi karena siswa yang
motivasinya tinggi sebanyak 65% dan
yang cukup tinggi 35%. (Lampiran 8).
a) Hasil
observasi siswa pada siklus I menunjukkan hasil yang cukup baik dimana
keaktifan siswa mencapai rata-rata 20,47 termasuk dalam kategori cukup tinggi
(Lampiran 9). Sedangkan untuk data aktivitas guru juga mencapai kategori cukup
tinggi dengan rata-rata 2,78 (Lampiran 10).
b) Nilai
rata-rata siswa pada soal pree test
sebanyak 57,60, dengan persentasi ketuntasan 60% (Lampiran 5) , dengan jumlah
siswa yang tuntas 14 orang (60%) dan yang tidak tuntas 9 orang (40%). Sedangkan
hasil analisis prestasi belajara siswa setelah menggunakan metode eksploratory discovery pada siklus I adalah rata-rata siswa 63,43
dan persentasi ketuntasan siswa 69% dengan jumlah siswa yang tuntas 16 orang
dan yang tidak tuntas 7 orang (31%) (Lampiran 12).
Hal
tersebut menunjukkan hasil yang belum maksimal dalam penelitian karena
ketuntasan kalsikal belum mencapai 85%, sehinnga peneliti melanjutkan
penelitian ke siklus II.
2.
Siklus
II
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sesuai rencana yang telah disusun berdasarkan pembelajaran menggunakan media
sederhana. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan, dimana pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 26
Oktober 2010 (pertemuan pertama) dan
Selasa, 27 Oktober 2010 (pertemuan kedua)
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus ini
adalah sebagai berikut:
a.
Tahap
Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
adalah :
1)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2)
Menyiapkan
LKS dan soal-soal latihan
3)
Menyiapkan materi
untuk siklus II,
4)
Menyiapkan
lembar observasi aktivitas siswa
5)
Menyiapkan
lembar observasi aktivitas guru
6)
Menyusun
soal evaluasi siklus II berupa tes pilihan ganda dan essay
7)
Menyiapkan
pedoman penskoran evaluasi
b.
Tahap
Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan ini adalah penyempurnaan dari pelaksanaan pada siklus I.
dimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan rencana
pembelajaran yang telah disusun berdasarkan pembelajaran dan dengan menggunakan
metode ekploratory discovery, pada
pokok bahasan adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya.
c.
Tahap
Observasi dan Evaluasi
Hasil evaluasi
siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)
Hasil Motivasi
siswa
Berdasarkan hasil analisis didapatkan peningkatan
motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari
peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa yaitu 34,34 dengan jumlah siswa
yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 20 orang (87%) dan siswa dengan motivasi
rendah sebanyak 3 orang (13%) (Lampiran 17).
2)
Hasil Belajar
Dari
hasil tes pada siklus II terdapat peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil tes yang diberikan kepada
siswa pada siklus II adalah sebesar 70,00. Ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 87 % atau sebanyak 21 siswa memperoleh nilai ≥ 60
atau siswa yang tuntas sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang atau 13%
. Dengan demikian hasil belajar pada siklus II ini sudah sesuai dengan
indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga tidak perlu dilakukan siklus
selanjutnya.
3)
Aktivitas
Siswa
Pada
siklus II aktivitas siswa lebih meningkat lagi dibandingkan dengan siklus I.
Ditandai dengan perolehan skor total hasil observasi yang tinggi yaitu dengan rata-rata 20,30 yang berdasarkan
patokan penskoran termasuk dalam kategori tinggi (lamiran 22).
Hal
ini menunjukkan siswa yang melakukan aktivitas belajar lebih banyak
dibandingkan dengan siklus I. Ini berarti siswa lebih menguasai materi dalam pembelajaran
IPA menggunakan media sederhana berhasil dalam menciptakan kondisi kelas yang
kondusif. Siswa juga telah bekerja sama dengan kelompoknya secara baik,
walaupun dalam diskusi nilai yang tertinggi nasih didominasi siswa pandai.
4)
Aktivitas Guru
Pencapaian
hasil belajar siswa yang diharapkan seperti yang ditetapkan dalam indikator
keberhasilan tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Mengingat
guru merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasar hasil lembar aktivitas guru pada siklus II, dapat diketahui bahwa guru
sudah dapat mengkondisikan kelas dengan lebih baik. Kemampuan guru seperti
memunculkan motivasi, memberikan apersepsi, menjelaskan materi, mengkondisikan
kelas, menjawab pertanyaaan siswa dan membantu siswa membuat kesimpulan sudah
meningkat ditandai dengan tingginya nilai rata-rata hasil observasi pada siklus
II sebesar 4 dengan skor 56 yang berdasarkan
kriteria penskoran termasuk dalam kategori sangat aktif. (Lampiran 23).
Pada siklus II ini guru memberikan penghargaan kepada siswa yang sudah berhasil
memperoleh nilai paling tinggi dalam hasil ulangan yang diberikan. Guru juga
sudah memotivasi siswa untuk menyelesaikan diskusi dengan cepat dan memperoleh
nilai yang maksimal.
B.
Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan
tujuan meningkatkan motivasi belajar IPA pada pokok bahasan adaptasi makhluk
hidup pada siswa kelas V SDN 2 Kukusan
tahun pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan pendekatan eksploratory discovery. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.
Sesuai dengan analisis data ditemukan bahwa hasil
motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut terlihat dari peningkatan rata-rata motivasi
belajar siswa yaitu pada siklus I dengan rata-rata 39,5 sedangkan pada siklus
II rata-ratanya 41,08. Sealin itu persentasi tingkat motivasi belajar siswa
pada siklus I yaitu jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 65%
dan siswa dengan kategori motivasi cukup tinggi sebanyak 35%. Sedangakan pada
siklus II jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 85% sedangkan
siswa dengan motivasi cukup tinggi sebanyak 15%. sebanyak hasil belajar siswa
selama proses belajar mengajar menjadi meningkat
Sealin mengukur
tingkat motivasi belajar siswa dalam penelitian ini agar lebih melengkapi
peneliti juga mengukur tingkat prestasi dan ketuntasan belajar siswa. Adapun
hasil dari analisis didapatkan juga peningkatan prestasi belajar siswa dari
siklus I ke siklus II. Pada siklus I
dengan nilai rata-ratanya adalah 63,43 dan pada siklus II nilai rata-ratanya
adalah 70,00 yang menandakan bahwa hasil
belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II yang menunjukkan nilai
rata-rata tersebut sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM), atau dapat
dilihat perhitungan persentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II
sebesar 69 % menjadi 87%. Dimana siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 16
siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak
7 orang. Tetapi pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 20 dan yang tidak tuntas sebanyak 3 orang siswa.
Adapun aktivitas
siswa pada siklus I diperoleh siswa sudah cukup tinggi), sedangkan pada siklus
II berada pada kategori tinggi. Peningkatan ini terjadi karena pemberian motivasi secara intensif
untuk siswa agar menjadi aktif, serta dengan adanya refleksi kekurangan dan
kesulitan siswa yang dihadapi diperbaiki pada siklus II.
Sedangkan
untuk aktivitas guru pada siklus I didapatkan persentasi rata-rata skor
aktivitas pada siklus I terdapat aktivitas yang cukup tinggi sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi
aktivitas tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru sudah sangat
baik dalam pembelajarn IPA menggunakan metode eksploratiry discovery. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya
perbaikan yang dilakukan guru pada siklus ke II, kekurangan pada siklus I akan
dilengkapi pada siklus II
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil dan
pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan motivasi belajar IPA, pokok bahasan penyesuaian makhluk hidup
terhadap lingkungannya pada siswa kelas V SDN 2 Kukusan tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut terlihat dari peningkatan rata-rata motivasi
belajar siswa yaitu pada siklus I dengan rata-rata 39,5 sedangkan pada siklus
II rata-ratanya 41,08. Sealin itu persentasi tingkat motivasi belajar siswa
pada siklus I yaitu jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 65%
dan siswa dengan kategori motivasi cukup tinggi sebanyak 35%. Sedangakan pada
siklus II jumlah siswa dengan kategori motivasi tinggi sebanyak 85% sedangkan
siswa dengan motivasi cukup tinggi sebanyak 15%.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang
diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran- saran sebagai berikut:
- Diharapkan pada guru IPA agar dapat menerapkan metode eksploratory discovery dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, karena metode tersebut sudah terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa sesuai dengan hasil penelitian.
- Diharapkan pada proses pembelajaran metode eksloratory discovery agar guru memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil observasi aktivitas guru dan siswa.
- Bagi siswa diharapkan dapat membiasakan diri terampil dalam belajar agar materi yang dianggap sulit bisa dicarikan penyelesaiannya sehingga dipahami oleh seluruh anggota kelompok.
- Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang model metode yang sama diharapkan agar dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada saat proses belajar mengajar baik pada pelajaran IPA maupun mata pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, Joseph. (1997). Teaching
Children Science.
London: Allyn
& Bacon
Alisuf Sabri, 1996. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Alisuf Sabri, 2001. Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya
Amien, Moh.
(1987). Mengajarkan ilmu pengetahuan alam
(IPA) dengan menggunakan metode “discovery” dan “inquiry”. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta.
Ann C. Howe
& Jones. (1993). Engaging Children in
Science. California: Noryhride University
Azmiyati, dkk.
2008. IPA 5 Salingtemas. Semarang : PT. Bengawan Ilmu.
Collet. T.
Alfred & Chiappeta. (2000). Science
Instruction in The Midle and Secondary School. New York: Mac Milan
Publishing Company
Depdikbud. 1994. Kurikulum SD Kelas V. Jakarta
: Depdikbud
Depdiknas, 2008. Kurikulum
2008 IPA SD.Jakarta: Depdiknas
Margono, 2004. Metodologi
Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Muhamad Nur
& Muslimin. (2007). Hakikat sains. Program Pascasarjana Universitas
Negeri Yogyakarta.
LAMPIRAN 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I)
Nama Sekolah : SDN 2
Kukusan
Mata Pelajaran : Ilmu
Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/1
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran
Siklus : I (satu)
Standar
kompetensi : 3. Mengidentifikasi cara
makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
Kompetensi
Dasar : 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu
untuk mempertahankan hidup
3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan
dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.
Indikator
: 1. Memberi contoh cara
hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan
melindungi diri dari musuhnya
2. Mendeskripsikan ciri khusus pada beberapa
tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam.
3. Mengaitkan antara ciri khusus tumbuhan dan
tempat hidupnya.
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menyebutkan contoh cara hewan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari
musuhnya;
2. Menjelaskan ciri khusus pada beberapa
tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam;
3. Menyebutkan hubungan antara ciri khusus
tumbuhan dan tempat hidupnya.
&
Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
), Rasa hormat dan perhatian ( respect ),
Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab
( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)
II.
Materi Pembelajaran
Penyesuaian
diri makhluk hidup
III.
Metode Pembelajaran
Ceramah,
Discovery, Diskusi, Tanya jawab
IV.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan
pertama
Kegiatan
Awal ( EKPLORASI 0
1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar
kerja siswa serta charta tentang
penyesuaian diri pada hewan untuk memperoleh makanan dan menyelamatkan
diri dari musuhnya.
2. Guru memberikan penjelasan tentang pokok
materi pembelajaran (cara hewan mendapatkan makanan dan melindungi diri dari
musuhnya) dan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan
Inti ( ELABORASI )
1. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan kegiatan
pengamatan untuk mengetahui tempat hewan hidup, cara mendapatkan makanan dan
cara melindungi diri dari musuhnya serta siswa menulis hasil pengamatannya di
lembar kerja.
2. Dengan dipandu guru, siswa mendiskusikan
hasil pengamatannya tentang bentuk penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya.
3. Masing-masing kelompok secara bergantian
melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya.
4. Melakukan tanyajawab.
Kegiatan
Akhir ( KONFIRMASI )
Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan
cara-cara penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya, baik cara mendapatkan
makanan maupun cara menghindari diri dari musuhnya.
Pertemuan Kedua
Kegiatan
Awal ( EKPLORASI )
1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar
kerja siswa tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya
2. Guru mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
3. Guru memberikan penjelasan tentang pokok
materi yaitu penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya dan menjelaskan
hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan
Inti ( ELABORASI )
1. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan pengamatan untuk
mengetahui penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
2. Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya
tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
3. Masing-masing kelompok secara bergantian
melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri
tumbuhan dengan lingkungannya
4. Melakukan tanya jawab
Kegiatan
Akhir ( KONFIRMASI )
Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan
bentuk-bentuk penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar
•
Buku IPA 5 penerbit PT. Erlangga
•
Gambar / charta hewan dan tumbuhan
VI.
Penilaian
•
Penilaian berbasis kelas
Mengetahui
Situbondo,
17 Juni 2012
Kepala Sekolah,
Peneliti,
(A
L I I D R U S, S.Pd)
NIP. 19690829 197703 1 001
|
(EVI
WIJAYANTI)
NPM. 09651834
|
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Siklus II)
Nama Sekolah : SDN 2
Kukusan
Mata Pelajaran : Ilmu
Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V/1
Alokasi waktu : 2x35 menit
Standar
kompetensi : 3. Mengidentifikasi cara makhluk
hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
Kompetensi
Dasar : 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu
untuk mempertahankan hidup
3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan
dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.
Indikator
: 1. Memberi contoh cara
hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan
melindungi diri dari musuhnya
2. Mendeskripsikan ciri khusus pada beberapa
tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam.
3. Mengaitkan antara ciri khusus tumbuhan dan
tempat hidupnya.
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menyebutkan contoh cara hewan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari
musuhnya;
2. Menjelaskan ciri khusus pada beberapa
tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya racun, duri, atau daun yang tajam;
3. Menyebutkan hubungan antara ciri khusus
tumbuhan dan tempat hidupnya.
&
Karakter siswa
yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
), Rasa hormat dan perhatian ( respect ),
Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab
( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)
II.
Materi Pembelajaran
Penyesuaian
diri makhluk hidup
III.
Metode Pembelajaran
Ceramah,
Discovery, Diskusi, Tanya jawab
IV.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan
pertama
Kegiatan
Awal
1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar
kerja siswa serta charta tentang
penyesuaian diri pada hewan untuk memperoleh makanan dan menyelamatkan
diri dari musuhnya.
2. Guru memberikan penjelasan tentang pokok
materi pembelajaran (cara hewan mendapatkan makanan dan melindungi diri dari
musuhnya) dan hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan
Inti
1. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan kegiatan
pengamatan untuk mengetahui tempat hewan hidup, cara mendapatkan makanan dan
cara melindungi diri dari musuhnya serta siswa menulis hasil pengamatannya di
lembar kerja.
2. Dengan dipandu guru, siswa mendiskusikan
hasil pengamatannya tentang bentuk penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya.
3. Masing-masing kelompok secara bergantian
melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya.
4. Melakukan tanyajawab.
Kegiatan
Akhir
Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan
cara-cara penyesuaian diri hewan dengan lingkungannya, baik cara mendapatkan
makanan maupun cara menghindari diri dari musuhnya.
Pertemuan
Kedua
Kegiatan
Awal
1. Guru menyediakan buku pelajaran dan lembar kerja
siswa tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya
2. Guru mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
3. Guru memberikan penjelasan tentang pokok
materi yaitu penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya dan menjelaskan
hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan
Inti
1. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan pengamatan untuk
mengetahui penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
2. Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya
tentang penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
3. Masing-masing kelompok secara bergantian
melaporkan atau mempresentasikan hasil pengamatannya tentang penyesuaian diri
tumbuhan dengan lingkungannya
4. Melakukan tanya jawab
Kegiatan
Akhir
Dengan dipandu guru, siswa menyimpulkan
bentuk-bentuk penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya.
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar
•
Buku IPA 5 penerbit PT. Erlangga
•
Gambar / charta hewan dan tumbuhan
VI.
Penilaian
•
Penilaian berbasis kelas
Mengetahui
Situbondo, Juli
2012
Kepala Sekolah, Peneliti,
(A
L I I D R U S , S.Pd)
NIP. 19690829 197703 1 001
|
(E
V I W I J A Y A N T I)
NIP. 19850303 200801 2 007
|